PSIKOTERAPI DAN KONSELING
A. PSIKOTERAPI
3. Fokus disini adalah adanya katarsis (penyucian diri yang membawa pembaruan rohani dan pelepasan dari ketegangan).
4. Membantu klien mengembangkan potensinya, yaitu klien diharapkan dapat mngembangkan potensinya. Ia akan mampu melepaskan diri dari fiksasi (perasaan terikat atau terpusat pada sesuatu secara berlebihan) yang dialaminya. Klien akan menemukan bahwa dirinya mampu untuk berkembang ke arah yang lebih positif.
5. Mengubah kebiasaan, yaitu tugas terapis adalah menyiapkan situasi belajar baru yang dapat digunakan untuk mengganti kebiasaan-kebiasaan yang kurang adaptif.
6. Mengubah struktur kognitif individu, yaitu menggambarkan tentang dirinya sendiri maupun dunia sekitarnya. Masalah muncul biasanya terjadi kesenjangan antara struktur kognitif individu dengan kenyataan yang dihadapinya. Jadi, struktur kognisi (kegiatan atau proses untuk memperoleh pengetahuan) perlu diubah untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
7. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan dengan tepat.
Tujuan ini biasanya dilakukan melalui terapi yang sifatnya direktif (memimpin) dan suportif (memberikan dukungan dan semangat). Persuasi (ajakan) dengan cara diberi nasehat sederhana sampai pada hypnosis (keadaan seperti tidur karena sugesti) digunakan untuk menolong orang bertindak dengan cara yang tepat.
h. Meningkatkan hubungan antar pribadi.
Terapi kelompok merupakan dapat memberikan kesempatan bagi individu untuk meningkatkan hubungan antar pribadi ini.
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara dan teknik-teknik bimbingan yang lain oleh seorang ahli (konselor) kepada individu atau kelompok individu yang sedang mengalami masalah (klien) yang bertujuan pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
- Penyesuaian terhadap masyarakat
- Pencapaian aktualisasi (perwujudan) diri
- Peredaan kecemasan
- Penghapusan perilaku maladaptif (sulit untuk menyesuaikan diri)
- Belajar pola-pola perilaku adaptif
- Kesehatan mental yang positif
- Pemecahan masalah
- Keefektifan pribadi
- Pengambilan keputusan
1. DEFINISI PSIKOTERAPI
Istilah “psikoterapi” berasal dari dua kata, yaitu “psiko” dan “terapi”. Psiko artinya kejiwaan atau mental dan “terapi” adalah penyembuhan atau usaha. Jadi psikoterapi mungkin dapat disebut Penyembuhan jiwa atau Penyembuhan (usaha) mental. Jadi Psikoterapi adalah proses formal interaksi antara dua pihak atau lebih yang satu adalah professional penolong dan yang lain adalah “petolong” (orang yang ditolong) dengan catatan bahwa interaksi itu menuju pada perubahan atau penyembuhan.
Istilah “psikoterapi” berasal dari dua kata, yaitu “psiko” dan “terapi”. Psiko artinya kejiwaan atau mental dan “terapi” adalah penyembuhan atau usaha. Jadi psikoterapi mungkin dapat disebut Penyembuhan jiwa atau Penyembuhan (usaha) mental. Jadi Psikoterapi adalah proses formal interaksi antara dua pihak atau lebih yang satu adalah professional penolong dan yang lain adalah “petolong” (orang yang ditolong) dengan catatan bahwa interaksi itu menuju pada perubahan atau penyembuhan.
2. FUNGSI PSIKOTERAPI
1. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar, yaitu tujuan ini biasanya dilakukan melalui terapi yang sifatnya direktif (memimpin) dan suportif (memberikan dukungan dan semangat). Persuasi (ajakan) dengan cara diberi nasehat sederhana sampai pada hypnosis (keadaan seperti tidur karena sugesti) digunakan untuk menolong orang bertindak dengan cara yang tepat.
2. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan yang mendalam. 1. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar, yaitu tujuan ini biasanya dilakukan melalui terapi yang sifatnya direktif (memimpin) dan suportif (memberikan dukungan dan semangat). Persuasi (ajakan) dengan cara diberi nasehat sederhana sampai pada hypnosis (keadaan seperti tidur karena sugesti) digunakan untuk menolong orang bertindak dengan cara yang tepat.
3. Fokus disini adalah adanya katarsis (penyucian diri yang membawa pembaruan rohani dan pelepasan dari ketegangan).
4. Membantu klien mengembangkan potensinya, yaitu klien diharapkan dapat mngembangkan potensinya. Ia akan mampu melepaskan diri dari fiksasi (perasaan terikat atau terpusat pada sesuatu secara berlebihan) yang dialaminya. Klien akan menemukan bahwa dirinya mampu untuk berkembang ke arah yang lebih positif.
5. Mengubah kebiasaan, yaitu tugas terapis adalah menyiapkan situasi belajar baru yang dapat digunakan untuk mengganti kebiasaan-kebiasaan yang kurang adaptif.
6. Mengubah struktur kognitif individu, yaitu menggambarkan tentang dirinya sendiri maupun dunia sekitarnya. Masalah muncul biasanya terjadi kesenjangan antara struktur kognitif individu dengan kenyataan yang dihadapinya. Jadi, struktur kognisi (kegiatan atau proses untuk memperoleh pengetahuan) perlu diubah untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
7. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan dengan tepat.
8. Meningkatkan pengetahuan diri atau insight
(pencerahan).
9. Meningkatkan hubungan antar pribadi.
10. Terapi kelompok merupakan dapat memberikan
kesempatan bagi individu untuk meningkatkan hubungan antar pribadi ini.
11. Mengubah lingkungan social individu. Terutama
terapi yang diperuntukan untuk anak-anak.
12. Mengubah proses somatic (fisik) supaya mengurangi
rasa sakit dan meningkatkan kesadaran tubuh.
13. Latihan fisik dapat dilakukan untuk meningkatkan
kesadaran individu. Seperti : Relaksasi untuk mengurangi kecemasan, yoga,
senam, menari dll.
14. Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan
kesadaran, control, dan kreativitas diri.
3. TUJUAN PSIKOTERAPI
a. Memperkuat
motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar. Tujuan ini biasanya dilakukan melalui terapi yang sifatnya direktif (memimpin) dan suportif (memberikan dukungan dan semangat). Persuasi (ajakan) dengan cara diberi nasehat sederhana sampai pada hypnosis (keadaan seperti tidur karena sugesti) digunakan untuk menolong orang bertindak dengan cara yang tepat.
b. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan yang mendalam.
Fokus
disini adalah adanya katarsis (penyucian diri yang membawa pembaruan rohani dan
pelepasan dari ketegangan).
c. Membantu klien mengembangkan potensinya.
Klien
diharapkan dpt. Mengembangkan potensinya. Ia akan mampu melepaskan diri dari
fiksasi (perasaan terikat atau terpusat pada sesuatu secara berlebihan) yang
dialaminya. Klien akan menemukan bahwa dirinya mampu untuk berkembang ke arah
yang lebih positif.
d. Mengubah kebiasaan.
Tugas
terapis adalah menyiapkan situasi belajar baru yang dapat digunakan untuk
mengganti kebiasaan-kebiasaan yang kurang adaptif.
e. Mengubah
struktur kognitif individu. Menggambarkan tentang dirinya sendiri maupun dunia
sekitarnya. Masalah muncul biasanya terjadi kesenjangan antara struktur
kognitif individu dengan kenyataan yang dihadapinya. Jadi, Struktur kognisi ( kegiatan atau proses untuk
memperoleh pengetahuan) perlu diubah untuk menyesuaikan dengan kondisi yang
ada.
f. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk
mengambil keputusan dengan tepat.
g. Meningkatkan pengetahuan diri atau insight
(pencerahan).h. Meningkatkan hubungan antar pribadi.
Terapi kelompok merupakan dapat memberikan kesempatan bagi individu untuk meningkatkan hubungan antar pribadi ini.
i. Mengubah lingkungan social individu. Terutama
terapi yang diperuntukan untuk anak-anak..
j. Mengubah proses somatic (fisik) supaya mengurangi rasa sakit dan meningkatkan
kesadaran tubuh.
Latihan fisik dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran individu. Seperti : Relaksasi untuk mengurangi kecemasan, yoga, senam, menari dll.
Latihan fisik dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran individu. Seperti : Relaksasi untuk mengurangi kecemasan, yoga, senam, menari dll.
k. Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan
kesadaran, control, dan kreativitas diri.
Tujuan-tujuan tersebut saling mengkait. Itu bukan berdiri sendiri-sendiri.
Tujuan-tujuan tersebut saling mengkait. Itu bukan berdiri sendiri-sendiri.
Misalnya : Latihan tubuh dapat dikombinasikan dengan
latihan meditasi. Mengembangkan potensi dapat dikombinasikan dengan pemecahan
masalah
B. KONSELING
1. DEFINISI KONSELINGKonseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara dan teknik-teknik bimbingan yang lain oleh seorang ahli (konselor) kepada individu atau kelompok individu yang sedang mengalami masalah (klien) yang bertujuan pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
2.
FUNGSI KONSELING
Hatcher (dalam abimanyu dan Manrihu,1996) menggolongkan fungsi konseling menjadi 3 yaitu :
Hatcher (dalam abimanyu dan Manrihu,1996) menggolongkan fungsi konseling menjadi 3 yaitu :
a. Fungsi Remidral atau Rehabilitasi
Berfokus pada penyesuaian diri, menyembuhkan masalah
psikologis yang dihadapi, mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan
emosional.
b. Fungsi Edukatif atau Pengembangan
Intinya adalah membantu orang-orang untuk meningkatkan
ketrampilan-ketrampilan dalam kehidupan, mengidentifikasi dan memecahkan
masalah-masalah hidup, membantu meningkatkan kemampuannya mengahadapi transisi
(peralihan) dalam kehidupan.
c. Fungsi Preventif
Maksud fungsi ini meliputi pengembangan
strategi-strategi dan program-program yang dapat digunakan untuk mencoba
mengantisipasi dan mengelakkan resiko-resiko yang tidak perlu terjadi.
3. TUJUAN KONSELING
a. Corey (dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996) mengelompokan
tujuan-tujuan konseling menjadi :
- Reorganisasi kepribadian
- Menemukan makna dalam hidup
- Penyembuhan ganguan emosional- Penyesuaian terhadap masyarakat
- Pencapaian aktualisasi (perwujudan) diri
- Peredaan kecemasan
- Penghapusan perilaku maladaptif (sulit untuk menyesuaikan diri)
- Belajar pola-pola perilaku adaptif
b. Shertzer dan
stone (dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996) membuat pengelompokan yang lebih
sederhana mengenai tujuan konseling, meliputi :
- Perubahan Perilaku- Kesehatan mental yang positif
- Pemecahan masalah
- Keefektifan pribadi
- Pengambilan keputusan
PERBEDAAN KONSELING
DENGAN PSIKOTERAPI
1. Konseling dan psikoterapi
dipandang berbeda dari lingkup pengertian antara keduanya.
2. Konseling berfokus pasa
masalah pengembangan, pendidikan dan pencegahan pada klien. Sedangkan
psikoterapi lebih memfokus pada masalah penyembyhan, penyesuaian dan
pengobatan.
3. Konseling dijalankan atas dasar (dijiwai) oleh
falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori
kepribadian dan psikopatologi.
Konseling |
Psikoterapi
|
< intensif
|
> intensif
|
preventif
|
Kuratif / reapartif
|
Fokus : edukasi,
vocational, perkembangan
|
Fokus : remedial
|
Setting : sekolah,
industri, social work,
|
Setting : rumah sakit,
klinik, praktek pribadi,
|
Jumlah intervensi <
|
Jumlah intervensi >
|
supportive
|
rekonstructive
|
Penekanan “normal”
/ masalah ringan
|
Penekanan “disfungsi” /
masalah berat
|
Short term
|
Long term
|
REFERENSI
Prof. Dr. Singgih
D.Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi. 2004. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Mappiare, Andi. 1992. Pengantar
Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Markam, S.L.S.,
Sumarmo. (2007). Pengantar Psikologi
Klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
Tidak ada komentar