.

Breaking News

Softskill Kesehatan Mental-Analisis Film "Human Centipede"


Sinopsis
Lindsay dan Jenny sebenarnya ingin merasakan pengalaman liburan yang menyenangkan mengelilingi Eropa, tetapi peristiwa ban bocor di tengah jalan ini mengkandaskan kata menyenangkan menjadi pengalaman yang paling buruk sepanjang hidup mereka. Ketika menuju sebuah bar, tiba-tiba ban mobil yang mereka tumpangi bocor di tengah jalan yang sepi. Mereka pun bingung karena tidak tahu cara mengganti ban. Tanpa pikir panjang mereka mencoba menelepon siapapun untuk mencari pertolongan, tetapi sinyal tidak menangkap di wilayah tersebut. Mereka kemudian mencari rumah terdekat untuk meminta bantuan sampai akhirnya tersesat. Hujan pun turun ditemani kilat dan Guntur, dan mereka akhirnya menemukan sebuah rumah.

Dr. Heiter, sang pemilik rumah pun mempersilahkan mereka masuk dan menyambut mereka dengan ramah, memberikan mereka minum. Keramahan dari Dr. Heiter ini yang menimbulkan rasa curiga kepada Lindsay, tetapi kecurigaan Lindsay ini terlambat karena Jenny sudah terlihat lemas karena pengaruh obat yang Dr. Heiter campurkan dalam air minumnya. Keesokan harinya, Lindsay dan Jenny mendapati dirinya sudah terbaring di dalam ruangan operasi, dan ternyata Dr. Heiter adalah Dokter Gila yang terkenal karena keberhasilannya memisahkan bayi kembar siam. Dr. Heiter mempunyai impian yang sangat gila untuk membuat Manusia Kelabang. Dr. Heiter telah menjelaskan kepada mereka bagaimana operasi penyambungan ini menjadi Manusia Kelabang berikut beberapa foto konsep Dr. Heiter merancang manusia kelabang.

Operasi penyambunga menjadi manusia kelabang pun segera dilakukan, Dr. Heiter telah memotong otot lutut supaya mereka hanya bisa merangkak, mencabut gigi depan dan menjahit mulut korban di posisi ketiga ke anus korban disisi kedua, begitu juga dengan korban kedua yang disambung ke anus korban di posisi pertama, dan sebuah manusia kelabang pun telah berhasil diciptakan oleh Dr. Heiter.

 Analisis Film
 Dalam film Human Centipede: First Sequence, kita dapat melihat karakter yang sangat jelas dari Dr. Heiter, dan berdasarkan teori dan sumber yang kami baca, Dr.Heiter mengalami gangguan kesehatan seperti apa yang tercantum diatas (psikopat dan nekrofilia,). Jika dibahas satu persatu salah satu alasan mengapa Dr.Heiter dapat kita bilang seorang psikopat dapat dilihat dari perilaku dan kepribadiannya seperti, melakukan penculikan dan eksperimen manusia hanya demi kesenangan belaka, dan ia pun menganggap bahwa dirinya lebih tinggi derajatnya dibanding orang lain.
Walaupun dalam film tersebut tidak diceritakan apa alasan dan bagaimana  Dr.Heiter menjadi  seorang psikopat, jika di dilihat dari sumber-sumber yang ada, psikopat sendiri bisa terjadi karena adanya konflik yang tidak terselesaian ataupun trauma ketika masa kanak-kanak.
Dr.Heiter pun dalam analisis kami mengidap nekrofilia, walaupun dalam arti secara umum bahwa nekrofilia adalah kecintaan atau ketertarikan terhadap mayat, berdasarkan pendapat Fromm (1964, 1973) Nekrofilia memiliki arti yang lebih umum untuk menunjukkan ketertarikan akan kematian. Mereka mendapat kesenangan dengan menghancurkan kehidupan. Banyak sekali adegan-adegan yang menunjukan Dr.Heiter terlihat sangat puas dengan tindakannya terutama setelah berhasil mengoperasi orang-orang dalam film tersebut menjadi Manusia Kelabang, karena itulah kami berpendapat bahwa Dr.Heiter juga tergolong seorang Nekrofilia. Banyak sekali adegan pendukungnya seperti terlihat kepuasan ketika melihat eksperimennya tersiksa, ataupun ketika menyiksa langsung eksperimennya ketika tidak menuruti perintahnya dengan mencambuk atau memukuli eksperimennya tersebut.
Selain dari adegan-adegan, sebenarnya dari tingkah laku, cara bicara, dan sikap dalam menghadapi sesuatu yang ditunjukan oleh Dr.Heiter sudah dapat menunjukan bahwa ia memiliki gagguan kesehatan mental. Maka dari itu ciri-ciri dari psikopat dan nekrofilia sangat terlihat dengan jelas, dan merupakan gangguan kesehatan mental yang diderita oleh Dr.Heiter.

PSIKOPAT
Berikut ini adalah gejala-gejala psikopat :
  1. Sering berbohong, fasih dan dangkal.
  2. Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain.
  3. Seringkali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.
  4. Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
  5. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
  6. Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.
  7. Sikap psikopat di usia dewasa.
  8. Kurang empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak ada bedanya.
  9. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
  10. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
  11. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
  12. Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar -- bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah "dingin".
  13. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.
Istilah psikopat tidak ditemukan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) IV. Artinya, psikopat tidak tercantum dalam daftar penyakit, gangguan atau kelainan jiwa di lingkungan ahli kedokteran jiwa dan psikolog Amerika Serikat. Psikopat dimasukkan dalam klasifikasi gangguan kepribadian dissosial dalam kedokteran jiwa.
Jika dikaitkan dengan teori psikologi, yakni dengan melihat aspek psikologis pelakunya, sesuai dengan teori psikoanalisis Freud, para pelaku ini memiliki konflik yang tidak terselesaikan yang dihasilkan oleh trauma masa lalu sejak masa kanak-kanak sehingga mengakibatkan ketidakteraturan kepribadian atau gangguan mental yang dimanifestasikan melalui perilaku agresif kepada orang lain. Menurut Freud, dorongan agresif ini merupakan salah satu derivatif penting insting-insting mati.

 NEKROFILIA
Dalam nekrofilia, terdapat dua jenis fenomena: (1) Nekrofilia Seksual, yaitu keingin untuk berhubungan seks dengan mayat. (2) Nekrofilia Non-Seksual, yaitu keinginan untuk menyentuh, berdekatan, memandangi, bahkan memotong tubuh mayat.
Gangguan kepribadian nekrofilia ini adalah suatu gangguan yang bisa saja didasari oleh kecemasan dasar (basic anxiety) dan juga id yang mendominasi ego dan superego.
JP Rosman dan PJ Resnick (1989) mengklasifikasikan penyebab nekrofilia berdasarkan persentase yang ditemukan dalam beberapa kasus nyata yakni 68 persen karena ingin pasangan yang tak bisa melawan, 21 persen didorong keinginan bersatu dengan pasangan yang telah meninggalkan, 15 persen karena daya tarik seksual dari mayat, 15 persen untuk alasan kenyamanan, dan 11 persen karena keinginan memperbaiki harga diri yang rendah dengan menerapkan kuasa penuh atas mayat
Erich Fromm : Psikoanalisis Humanistik
Psikoanalisis Humanistis berasumsi bahwa terpisahnya manusia dengan dunia alam menghasilkan perasaan kesendirian dan isolasi, kondisi yang disebut sebagai kecemasan dasar (basic anxiety). Kesadaran diri turut ambil bagian dalam adanya perasaan kesendirian, isolasi, dan kehilangan tempat berpulang. Untuk melarikan diri dari perasaan-perasaan ini, manusia berusaha untuk bersatu kembali dengan alam dan sesama manusia. Oleh karena kecemasan dasar menghasilkan rasa keterasingan dan kesendirian yang menakutkan, maka manusia berusaha untuk lari dari kebebasan melalui berbagai macam mekanisme pelarian. Dalam Escape from Freedom, Fromm menyebutkan tiga mekanisme dasar dari pelarian yaitu Authoritarianism, Destructiveness, Comformity.
Sifat merusak atau Destuctiveness berasal dari perasaan kesendirian, keterasingan, dan ketidakberdayaan. Sifat ini merupakan mencari jalan untuk menghilangkan orang lain. Dengan menghancurkan orang atau objek, seseorang atau sebuah bangsa berusaha untuk mendapatkan kembali  rasa kekuasaan yang hilang. Orang-orang dengan sifat merusak menghapuskan banyak hal dari dunia luar sehingga memperoleh keterasingan yang tidak diterima di masyarakat.
Fromm menyatakan tiga gangguan kepribadian yang berat−nekrofilia, narsisme berat, dan simbiosis inses. Istilah “nekrofilia” (necrophilia) berarti cinta akan kematian dan biasanya mengacu pada kelainan seksual dimana seseorang menginginkan kontak seksual dengan mayat. Fromm (1964, 1973) menggunakan istilah nekrofilia dalam arti yang lebih umum untuk menunjukkan ketertarikan akan kematian. Mereka mendapat kesenangan dengan menghancurkan kehidupan. Semua orang bertingkah laku agresif dan destruktif sewaktu-waktu, namun keseluruhan gaya hidup orang-orang dengan nekrofilia adalah seputar kematian, kehancuran, penyakit, dan pembusukan. Penyebabnya beragam dan kebanyakan dan dialami mereka akan hal tertentu. Beberapa kondisi ini juga mempengaruhi, seperti: takut ditolak pasangan, menginginkan pasangan yang tak bisa menolaknya, atau ke khawatiran untuk meninggal dunia.
J.P Rosman dan PJ Resnick (1989) mengkalirifikasikan penyebab nekrofilia berdasarkan presentase yang ditemukan yakni, 68% karena ingin pasangan yang tidak bisa melawan, 21 % didorong keinginan bersatu dengan pasangan yang telah meninggal, 15% karena daya tarik seksual dari mayat, 15% untuk alasan kenyamanan, dan 11% karena keinginan memperbaiki harga diri yang redah dengan menerapkan kuasa penuh atas mayat.
Orang-orang yang memiliki tiga gangguan seperti itu membentuk apa yang disebut Fromm dengan sindrom pembusukan (syndrome of decay). Ia membandingkan orang-orang patologis ini dengan mereka yang memiliki sindrom pertumbuhan (syndrome of growth) yang terbentuk oelh kualitas yang berlawanan, yaitu biofilia, cinta, dan kebebasan positif. Kedua sindrom ini adalah bentuk ekstrem dari perkembangan.


Tidak ada komentar