Manusia
dan Tanggung Jawab
Di malam yang dingin. Dingin yang
menusuk tulang,hiduplah seorang anak dan ayah nya yang tinggal di gubuk jelek.
Dengan atap yang bocor. Tembok gubuk yg hanya terbuat dari bambu. Mereka berdua menghabiskan waktu hidup mereka di
gubuk itu. Hanya tinggal di pinggiran kali yang sangat kotor dan kumuh. Seorang
anak yang berumur 8 tahun itu bernama Adi. Ia tinggal dengan ayah nya dengan kaki
yang lumpuh akibat terjatuh dari bangunan tinggi karena pekerjaan. Pekerjaan
ayah nya dahulu adalah sebagai kuli bangunan. Kini hanya Adi yang menafkahi
ayah nya, karena apa daya ayah nya tidak bisa menafkahi nya. Adi ingin sekali
sekolah .Untuk makan saja sudah susah apalagi untuk sekolah. Hanya iu yang ada
dipikiranAdi saat ini.
Matahari pagi pun menyinari gubuk jelek
itu. Disaat pagi hari semua anak bersiap untuk pergi sekolah, tetapi Adi hanya
bersiap untuk bekerja. Adi bekerja menjadi pemulung. Ia mulai berjalan
menyusuri jalan yang terdapat botol bekas, kertas, plastik,maupun barang yang
masih bisa ia kumpulkan dan ia jual. Matahari semakin terik. Tetapi Adi baru
mendapatkan sedikit dari hasil mulung nya. Karena kesungguhan nya, ia terus
mencari dan mecari hingga karung nya pun dipenuhi oleh hasil mulung nya. Hari
semakin sore. Matahari pun sudah mulai tidak begitu terik. Adi pun mulai
berjalan menuju tempat hasil dari memulung nya. Dengan uang 20 ribu rupiah
Adipun hanya bisa menerima nya dengan pasrah. Ia belikan nya nasi dan lauk pauk
seadanya untuk ia dan ayahnya makan.
Hari semakin sore. Adi pun mulai
bekerja lagi .Demi mendapatkan uang yang lebih untuk membeli obat ayah nya.
Kaki berjalan menyusuri jalan yang hanya sepetak. Adi mulai melanjutkan
pekerjaan nya di sawah yaitu mencari siput siput kecil yang akan ia jual. Satu
demi satu ia memasang pancingan untuk mendapatkan seekor siput. Akhir nya semua
siput pun ia dapatkan.
Adi mulai menjual siput nya kepada
pedagang. Dan kali ini ia hanya mendapatkan upah yang kecil saja.Yaitu 10 ribu
rupiah. Tapi ia tidak pernah mengeluh. Ia selalu bersyukur atas upah yang
selalu di berikan. Adi mulai berjalan lagi menyusuri jalan untuk membeli obat
ayah nya. Obat pun ia sudah dapatkan. Langsung saja ia berikan kepada ayah
tercinta nya yang hanya terbaring lemah dan tak berdaya di atas tempat tidur.
Ayah nya yang melihat Adi terlihat begitu sedih. Karena ia berpikir tidak bisa
menafkahi anak satu satu nya itu. Kini tak ada hasil untuk Adi sekolah. Upah
yang di dapatkan dari Adi bekerja tak mencukupi untuk hal itu. Tetapi, Adi tak
mudah menyerah. Ia selalu berusaha segiat mungkin untuk mendapatkan upah yang
jauh lebih banyak.
Dan suatu ketika,Adi pernah diam
diam masuk ke sekolah dasar. Di sekolah
itu sedang ada pelajaran berhitung. Dari balik jendela, Adi hanya bisa melihat
dari sisi itu. Ia mulai belajar dengan cara diam diam. Sesekali ia menjawab
pertanyaan itu dan terus belajar. Sesampai di rumah ia terus belajar.
HarapanAdi, Adi hanya ingin sekolah dan kelak menjadi manusia yang bisa
membagakan ayahnya. Tapi ini hal yang tidak mungkin bagi nya.
Pagi hari pun tiba. Seperti biasa Adi
melakukan aktivitas nya, yaitu mengumpulkan sampah sampah untuk ia jual. Caridanmencari terus tiada henti Adi
mencari sampah kesana kemari. Tanpa
leahiamencari. Sejenak ia beristirahat. Karena matahari yang semakin panas.
Seketika ia melihat anak kecil yang jauh lebih kecil umr nyadi banding Adi. Ia berjalan
dengan hanya satu kaki. Kakis sebelah nya terluka begitu parah. Tetapi seorang
anak itu terus gigih mencari sampah di penumpukan sampah tersebut. Melihat
itu,Adi menjadi iba. Ia mencoba mendekati anak itu dan menolong nya.
Dan terkadang Adi juga berharap. Akan
dibantu oleh orang lain. Tak hanya itu, Adi selalu mengucap syukur apa yang
sudah Tuhan berikan pada ny adan juga ayah nya yang sakit lumpuh. Dibalik itu,
Adi juga menjadi anak yang selalu berusaha dan bertanggung jawab atas pekerjaan
nya. Karena jika bukan Adi siapa lagi yang dapat menafkahi ayah nya yang
seorang diri itu.
Tidak ada komentar